Senin, 09 Maret 2009

Sep
24

Dapatkah ALLAH dilihat??

Sebelum menjawab judul di atas, alangkah baiknya menjawab pertanyaan berikut, “Mungkinkah Allah dapat dilihat dalam kehidupan dunia ini?” Jawabannya, “Mungkin.” Mengapa? Sebab tidak mungkin Nabiyyullah Musa akan meminta kepada Allah permintaan untuk dapat melihatNya, bila hal itu suatu kemustahilan. Meskipun kemudian Allah menjawab, Musa tidak akan melihatNya (di dunia).

Allah berfirman mengisahkan permintaan Musa tersebut dan jawabanNya, “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Rabb telah berfirman (langsung kepadanya), berkatalah Musa,”Ya Rabbku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Rabb berfirman,”Kamu sekali-kali tak sanggup untuk melihatKu, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihatKu.” Tatkala Rabbnya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata,”Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang pertama-tama beriman” (QS Al A’raf : 143).
Segi pendalilan ayat di atas tentang kemungkinan Allah dapat dilihat di dunia ini, antara lain ialah :
Pertama. Mustahil bagi Musa -seorang Rasul Allah dan orang yang paling ‘alim pada zamannya- meminta sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

Kedua. Allah tidak mengingkari permintaan Musa (yaitu permintaan agar Allah menampakkan diri kepadanya). Allah hanya menjawab,

لَنْ تَرَانِي

Kamu sekali-kali tak sanggup untuk melihatKu

Jawaban yang menunjukkan tentang kemungkinan Allah dapat dilihat, namun Musa tidak akan sanggup melihatNya. Allah tidak menjawab, “Saya tidak bisa dilihat”.

Bandingkan dengan pengingkaran Allah kepada Nabi Nuh ketika meminta sesuatu yang tidak semestinya, yaitu meminta agar anaknya yang kafir (tidak mau beriman kepada Nuh) diampuniNya. Pada kasus ini Allah mengingkari permintaan Nuh dengan berfirman,

إِنِّي أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ

Sesungguhnaya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang bodoh. (QS Hud : 46).

Dan pengingkaran itu tidak dilakukan kepada Musa .

Ketiga. Ternyata Allah menampakkan diri kepada gunung, meskipun gunung tersebut menjadi luluh lantak karenanya. Namun jelas bahwa, Allah menampakkan diri kepada gunung. Jika kepada benda-benda mati saja Allah memungkinkan menampakkan diri, apalagi jika kepada para RasulNya, makhluk-makhlukNya yang mulia. Hanya karena kelemahan manusialah, maka Allah tidak menampakkan diri kepada mereka. Tetapi bukan berarti hal itu tidak mungkin jika Allah menghendaki.

Keempat. Dan alasan-alasan lain.

Berkaitan dengan alasan di atas dapat dilihat keterangan Imam Ibnu Abi Al Izz dalam Syarh Al Aqidah Ath Thahawiyah halaman 197 dan halaman 191-192, 1)[1) Tahqiq Jama’ah Min Al Ulama, Takhrij Syeikh Al Albani, Cet. IX-1408 H/1988 M Al Maktab Al Islami] dan Imam Nawawi dalam Syarh Muslim III/8-9. 2) [Tahqiq Khalil Ma’mun Syiha, Daar Al Ma’rifah]

Sungguhpun demikian, para ulama tidak berselisih pendapat tentang tidak adanya seseorangpun di dunia yang melihat Allah dengan mata kepala sendiri, kecuali Nabi . Mereka memperselisihkannya. 3)[Lihat Syarh Al Aqidah Ath Thahawiyah halaman 196]

Nabi melihat Allah?

Jika ditanyakan, apakah mungkin Nabi melihat Allah dengan mata kepala beliau sendiri? Berdasarkan keterangan di muka, jawabannya,”Mungkin.”

Tetapi betulkah beliau melihat Allah saat bermi’raj?

Tentang hal ini, telah terjadi perbedaan pendapat di kalangan sahabat .
Ada pendapat yang disandarkan kepada Ibnu Abbas , bahwa Nabi melihat Rabb dengan mata kepala sendiri. (Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam At Tauhid. Lihat Syarh Al Aqidah Ath Thahawiyah halaman 197)
Sementara menurut Atha yang riwayatnya juga disandarkan kepada Ibnu Abbas , bahwa Nabi melihat Allah dengan mata hatinya. Di sisi lain A’isyah menentang keras bila dikatakan, bahwa Nabi melihat Allah dengan mata kepalanya sendiri. 4)[ Lihat Syarh Al Aqidah Ath Thahawiyah halaman 196, juga Zaadal Ma’ad III/33, Cet. III-1421 H/2000, tahqiq Syu’aib dan Abdul Qadir Al Arna’uth]

Dalam hadits muttafaq alaih, dari Masruq, ketika bertanya kepada A’isyah , ia menjawab,

سُبْحَانَ اللهِ، لَقَدْ قَفَّ شَعْرِي مِمَّا قُلْتَ. مَنْ حَدَّثَكَ أَنَّ مُحَمَّدًا صلى الله عليه وسلم رَأَي رَبَّهُ فَقَدْ كَذَبَ

Subhanallah, sungguh-sungguh bulu kudukku meremang mendengar apa yang kamu katakan. Barangsiapa yang menceritakan kepadamu bahwa Muhammad melihat RabbNya, maka sesungguhnya ia dusta. (Riwayat gabungan dari Shahih Bukhari/Fathul Bari XIII/361 no. 7380 dan Muslim/Syarh Nawawi, Tahqiq Khalil Ma’mun Syiha III/13 no. 440. Lihat pula Syarh Al Aqidah Ath Thahawiyah dan catatan kaki Syeikh Al Albani t halaman 196)

Ada riwayat yang shahih dari Ibnu Abbas tentang firman Allah ,

وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلاَّ فِتْنَةً لِلنَّاسِ

Dan Kami tidak menjadikan penglihatan (terhadap hal-hal) yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia. (QS Al Isra’ : 60).

Ibnu Abbas berkata, “Yang dimaksudkan ialah penglihatan dengan mata kepala terhadap hal-hal yang telah ditunjukan oleh Allah pada malam isra’.” (Shahih Bukhari/Fathul Bari VIII/398, hadits no. 4716)

Ibnu Hajr t menjelaskan, riwayat Ibnu Abbas tersebut tidak secara tegas menerangkan apa yang dilihat oleh Nabi dengan mata kepala beliau. Selanjutnya Ibnu Hajar t menjelaskan lagi, dengan menukil riwayat dari Sa’id bin Manshur dari jalan Abu Malik, “Yang dimaksudkannya ialah segala apa yang diperlihatkan kepada Nabi dalam perjalanannya ke Baitul Maqdis.” 5) [5) Lihat Fathul Bari VIII/398].
Riwayat ini tidak secara tegas menerangkan, bahwa Ibnu Abbas berpendapat, Nabi melihat Allah dengan mata kepala beliau.

Pada sisi lain, riwayat yang menegaskan bahwa Ibnu Abbas berpendapat, Nabi melihat Allah dengan mata kepala beliau sendiri (terdapat pada riwayat Ibnu Khuzaimah), dinyatakan dha’if oleh Al ‘Allamah Al Albani t .6)[6) Lihat catatan kaki Syarh Al Aqidah Ath Thahawiyah hal. 197]

Yang justeru shahih ialah riwayat ‘Atha’ dari Ibnu Abbas c , bahwa Nabi melihat Allah dengan mata hatinya. 7)[7) Lihat Shahih Muslim Syarh Nawawi III/8, Tahqiq Khalil Ma’mun Syiha]

Pendapat yang Kuat

Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim 8)[8) Lihat juz III/9-10 tahqiq Khalil Ma’mun Syiha] tampaknya cenderung memihak pada pendapat yang menyatakan, Nabi melihat Rabbnya dengan mata kepala beliau sendiri pada malam isra’. Beliau cenderung membenarkan riwayat Ibnu Abbas tentang Nabi melihat Allah dengan mata kepalanya sendiri.
Sedangkan riwayat A’isyah , menurut beliau hanya ijtihad pribadi belaka, bukan berasal dari Nabi . Sementara Ibnu Abbas sebagai penerjemah ulung Al Qur’an, dianggapnya tidak mungkin berbicara tanpa ada sandaran riwayat dari Nabi .

Tetapi pendapat Imam Nawawi di atas terbantahkan dengan beberapa keterangan sebelumnya. Ibnu Abi Al Izz, Ibnu Taimiyah maupun Ibnu Al Qayyim menguatkan pendapat, Nabi tidak melihat Rabbnya pada malam isra’ dengan mata kepala.
Ibnu Abi Al Izz menukil pernyataan Al Qadhi ‘Iyadh, “Sejumlah jama’ah ulama berpendapat seperti pernyataan A’isyah , dan itulah yang masyhur dari Ibnu Mas’ud …” 9)[9) Syarh Al Aqidah Ath Thahawiyah hal. 196]

Bahkan Imam Ibnu Al Qayim dalam Zaad Al Ma’ad 10)[10) Juz III/33] menukil cerita Utsman bin Sa’id Ad Darimi yang menyatakan adanya kesepakatan para sahabat, bahwa Nabi tidak melihat Allah.

Pada kitab yang sama, Imam Ibnu Al Qayyim t juga menukil pernyataan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah t, “Perkataan Ibnu Abbas , bahwa Nabi melihatNya.” Begitu pula perkataannya, “Nabi melihatNya dengan mata hatinya”, tidak bertentangan dengan ini (Nabi tidak melihatNya dengan mata kepala). Sebab memang ada riwayat yang shahih, bahwa Nabi bersabda,

رَأَيْتُ رَبِّي تَبَارَكَ وَتَعَالَي

Aku melihat Rabbku Tabaraka wa Ta’ala (Hadits yang merupakan cuplikan dari hadits shahih yang panjang riwayat Ahmad dan Tirmidzi dari Ibnu Abbas, juga dari Mu’adz bin Jabal. 11)[11) Lihat Zaad Al Ma’ad, catatan kaki Syu’aib dan Abdul Qadir al-Arna’uth III/33-34]

Tetapi hal itu terjadi di luar isra’. Yaitu pada suatu hari di Madinah, ketika beliau terlambat mengimami shalat subuh. Lalu beliau menceritakan kepada mereka, bahwa pada malam harinya beliau bermimpi melihat Allah . Dari sanalah Imam Ahmad kemudian mengatakan, “Ya, Nabi memang benar-benar pernah melihat Allah. Sebab mimpi para nabi pasti benar.” Namun Imam Ahmad tidak pernah mengatakan, “Sesungguhnya Nabi melihat Allah dengan mata kepala beliau dalam keadaan bangun…” 12)[12) Lihat Zaad Al Ma’ad, Tahqiq Syu’aib dan Abdul Qadir Al Arna’uth III/33-34 dengan ringkas dan bahasa bebas]

Artinya, bisa saja maksud Ibnu Abbas -jika riwayat itu benar-, bahwa Nabi melihat Allah dalam keadaan mimpi.

Kesimpulan

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan, pendapat yang kuat, bahwasannya Nabi tidak melihat Rabbnya pada malam isra’ dengan mata kepala beliau.

Apalagi ternyata terdapat riwayat shahih, diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan sanadnya, sesungguhnya Abu Dzar pernah bertanya kepada Rasulullah . Beliau menjawab,

نُوْرٌ أَنَّى أَرَاهُ؟

Hanya cahaya. Bagaimana mungkin aku dapat melihat Allah?. 13)[13) Syarh Nawawi tahqiq Khalil Ma’mun Syiha III/15 no.442 dan juga no. 443]

Jadi yang beliau lihat hanyalah cahaya yang menghalangi antara dirinya dengan Allah . Wallahu a’lam, apalagi kita yang masih tipis imannya, mimpi kali yeee!!!


Comments | Trackback

Komentar Kamu

Gravataryang gak tau juga, ini juga hasil dari copy paste, wekekekekkekeke




Name:

Email:

URL:

Comment: ?

Commenting by HaloScan


Langgan:
Sep
24

Tawassul

Tawassul secara bahasa adalah mendekatkan diri kepada sesuatu dengan perantaraan sesuatu.
berasal dari asal kata وَصَلَ artinya وصلة الشيء بالشيء (menyambungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain)
juga bisa berarti وصل الى المكان : sampai pada suatu tempat
tapi kalau واصل dengan tambahan alif sesudah wawu (و) maka menjadi وصالا الشيء وفي الشيء (menyambungkan sesuatu kepada sesuatu dengan terus dan tidak ada انقطاع, tanpa henti). Jadi sambung terus seperti mata rantai yang tidak terputus.
jadi maksud tawassul adalah menyambungkan (tujuan) sampai kepada sesuatu/seseorang, sehingga
sampai padanya...
Maksudnya adalah mendekatkan diri kepada Alloh SWT dengan mengerjakan apa-apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa-apa yang diharamkan. Allah SWT memerintahkan kita untuk bertawassul dalam beribadah.

Firman Allah SWT :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS Al-Maidah : 35 )
Tawassul terbagi dua; tawassul masyru' atau tawassul yang diperbolehkan untuk dilaksanakan dan tawassul mamnu' atau tawassul yang dilarang.

Tawassul Masyru'
1.Bertawassul kepada Alloh dengan nama-nama Alloh SWT atau sifat-sifat-Nya.

Allah SWT berfirman:
Hanya milik Allah asmaa-ul husna , maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna ( QS. Al-A'raf : 180)
Tawassul tersebut dapat dilakukan dengan cara menyebut nama-nama atau sifat-sifat Alloh. Contohnya Anda berdoa : Allohumma Inni As Aluka Bi Asmaaika Al-Husna An Taghfiroli.
2.Bertawassul dengan cara memuji Alloh dan bersholawat kepada Nabi dipermulaan doa.


Hadits Rasulullah SAW :
Dari Fudholah bin Ubaid dari Nabi SAW, beliau mendengar sesorang berdoa Allah SWT dalam sholatnya tidak memuji Alloh dan bersholwat kepada Rasulullah SAW terlebih dahulu. Beliau berkata : Orang itu tergesa-gesa Kemudian memanggilnya dan berkata padanya:Apabila salah seorang diantar kamu sholat hendaklah dia memulai dengan bertahmid kepada Alloh dan memuji pada-Nya kemudian bersholawatlah pada Rasulullah SAW Kemudian setelah itu berdoalah sesuai dengan keinginanmu Fudholah berkata: dan Rasulullah SAW pernah mendengar sesorang sedang sholat kemudian ia memuji Alloh dan bertahmid pada-Nya serta bersholawat kepada kepada Nabi Muhammad SAW, maka beliau berkata padanya: Berdoalah engkau pasti diijabah dan mintalah engkau pasti dipenuhi (HR Ahmad 6/18, Abu Daud No. 1481, Tirmidzi No. 3476 dan 3477, Nasa'i 3/44 dan 45, Ibnu Hibban No. 1960 dengan sanad hasan)
3.Bertawassul kepada Alloh SWT dengan menyebut Janji-Nya.

Hal tersebut sebagaimana firman Alloh SWT :
Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji." (QS. Ali Imron :194)
Oleh karena itu kita boleh juga berdoa : Allohumma Innaka Wa'adta Man Daa'ka Bil-Ijabati, Fastafib Du'aaii (Ya Alloh engkau telah menjanjikan kepada orang yang berdoAllah SWT pada-MU akan dipenuhi, maka penuhilah doaku ini).
4.Bertawassul kepada Alloh dengan perbuatan-perbuatan-Nya (Af'aal)

Sesorang boleh saja berdoa : Ya Alloh Wahai Dzat yang pernah menolong Muhammad SAW pada hari Badar maka tolonglah kami ata orang-orang yang kafir. Hal ini sebagimana doa yang dibaca ketika tahiyyat.
5.Bertawassul kepada Alloh dengan ibadah, baik ibadah hati, perbuatan maupun ucapan.

Hal tersebut sebagaimana firman Alloh SWT:
Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdo'a : "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik. (QS. Al-Mu'minun: 109).
Hal tersebut juga pernah dilakukan oleh tiga orang yang masuk ke dalam goa yang pintunya tertutup longsoran batu, ketiganya bertawassul dengan amal sholeh yang terbaik yang pernah mereka lakukan agar Alloh SWt menyelamatakan mereka semua. (HR Bukhori No. 2215 dan 2272, Muslim NO. 2743)
6.Bertawassul kepada Alloh dengan menyebut keadaan dirinya baha ia sangat membutuhkan rahmat dan pertolongan Alloh SWT.

Hal tersebut sebagaimana pernah dilakukan oleh Nabi Musa AS. :
Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku (QS. Al-Qoshosh : 24 ).
7.Bertawassul dengan doa orang sholih dengan harapan agar Alloh memperkenankan doa orang tersebut.
Wali Allah adalah siapa saja yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bertaqwa kepadaNya dengan mengerjakan segala yang diperintahkan oleh Nya Subhanahu wa Ta'ala dan meninggalkan segala yang dilarangNya. Pemimpin mereka adalah para nabi dan rasul 'alaihimus salam. Allah berfirman.
"Artinya : Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa" [Yunus : 62-63]
Hal tersebut pernah dilakukan oleh Anak-anak Nabi Yakub AS :
"Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah ". (QS. Yusuf : 97)
Hal tersebut juga pernah dilakukan oleh seorang sahabat yang meminta kepada Rasulullah SAW agar memohon kepada Alloh supaya Ia menurunkan hujan (HR Bukhori No. 1013 dan Muslim 897)
Tawassul kepada Allah dengan (perantaraan) para waliNya ada beberapa macam.

Pertama.
Seseorang memohon kepada wali yang masih hidup agar mendoakannya supaya mendapatkan kelapangan rezeki, kesembuhan dari penyakit, hidayah dan taufiq, atau (permintaan-permintaan) lainnya. Tawassul yang seperti ini dibolehkan. Termasuk dalam tawassul ini adalah permintaan sebagian sahabat kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam agar beristsiqa (meminta hujan) ketika hujan lama tidak turun kepada mereka. Akhirnya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memohon kepada Allah agar menurunkan hujan, dan Allah mengabulkan doa beliau itu dengan menurunkan hujan kepada mereka.

Begitu pula, ketika para sahabat Radhiyallahu 'anhum beristisqa dengan perantaraan Abbas Radhiyallahu 'anhu pada masa kekhalifahan Umar Radhiyallahu 'anhu. Mereka meminta kepadanya agar berdoa kepada Allah supaya menurunkan hujan. Abbas pun lalu berdoa kepada Allah dan diamini oleh para sahabat Radhiyallahu 'anhum yang lain. Dan kisah-kisah lainnya yang terjadi pada masa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan setelahnya berupa permintaan seorang muslim kepada saudaranya sesame muslim agar berdoa kepada Allah untuknya supaya mendatangkan manfaat atau menghilangkan bahaya.

Kedua.
Seseorang menyeru Allah bertawassul kepadaNya dengan (perantaraan) rasa cinta dan ketaatannya kepada nabiNya, dan dengan rasa cintanya kepada para wali Allah dengan berkata, "Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepadaMu agar Engkau memberiku ini (menyebutkan hajatnya)". Tawassul yang seperti ini boleh karena merupakan tawassul dari seorang hamba kepada rabbnya dengan (perantaraan) amal-amal shalihnya. Termasuk tawassul jenis ini adalah kisah yang shahih tentang tawassul tiga orang, yang terjebak dalam sebuah goa, dengan amal-amal shalih mereka. [Hadits Riwayat Imam Ahmad II/116. Bukhari III/51,69. IV/147. VII/69. dan Muslim dengan Syarah Nawawi XVII/55]

Ketiga.
Seseorang meminta kepada Allah dengan (perantaraan) kedudukan para nabi atau kedudukan seorang wali dari wali-wali Allah dengan berkata –misalnya- "Ya Allah, sesunguhnya aku meminta kepadaMu dengan kedudukan nabiMu atau dengan kedudukan Husain". Tawassul yang seperti ini tidak boleh karena kedudukan wali-wali Allah –dan lebih khusus lagai kekasih kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam-, sekalipun agung di sisi Allah, bukanlah sebab yang disyariatkan dan bukan pula suatu yang lumrah bagi terkabulnya sebuah doa.

Karena itulah ketika mengalami musim kemarau, para sahabat Radhiayallahu 'anhum berpaling dari tawassul dengan kedudukan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berdoa meminat hujan dan lebih memilih ber-tawassul dengan doa paman beliau, Abbas Radhiyallahu 'anhu, padahal kedudukan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berada diatas kedudukan orang selain beliau. Demikian pula, tidak diketahui bahwa para sahabat Radhiyallahu 'anhum ada yang ber-tawassul dengan (perantraan) Nabi setelah beliau wafat, sementara mereka adalah generasi yang paling baik, manusia yang paling mengetahui hak-hak Nabi Shallalalhu 'alaihi wa sallam, dan yang paling cinta kepada beliau.

Keempat.
Seorang hamba meminta hajatnya kepada Allah dengan bersumpah (atas nama) wali atau nabiNya atau dengan hak nabi atau wali dengan mengatakan, "Ya Allah, sesungguhnya aku meminta ini (menyebutkan hajatnya) dengan (perantaraan) waliMu si-Fulan atau dengan hak nabiMu Fulan", maka yang seperti ini tidak boleh.

Tawassul Yang Terlarang
Kemudian ada beberapa macam tawasul yang dilakukan oleh sebagian manusia, diantaranya ada yang mencapai batas bid'ah, dan syirik dengan anggapan bahwa yang mereka perbuat adalah perbuatan taqarub kepada Allah. Sesungguhnya mereka tidak mengerti bahwa perbuatan taqarub kepada-Nya hanyalah dengan sesuatu yang disyari'atkan bukan dengan hawa nafsu dan kebid'ahan.

Di antara macam tawasul yang bid'ah adalah meminta do'a dari orang yang telah mati, seperti datang kepada mayit yang dikubur padahal dia sendiri tidak dapat mendatangkan manfaat ataupun madharat terhdap dirinya sendiri, kemudian orang tersebut minta darinya agar dia mendo’akan kepada Allah baginya dalam suatu perkara seperti kesembuhan dari sakitnya. Dalil tentang bid'ahnya tawasul ini adalah tertolaknya dalil yang membolehkannya, padahal ibadah hanyalah diperbuat dengan ittiba (mengikutii dalil) bukan dengan ibtida (membuat bid'ah). Hal lain yang menunjukan bid'ahnya tawasul ini adalah para shahabat yang mereka itu sangat banyak ilmunya dan paling keras dalam mengambil contoh terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka sedikitpun tidak pernah mengamalkan amalan ini. Kalau seandainya amalan ini baik niscaya mereka lebih dulu dalam mengamalkannya, sampai Umar radhiallahu ‘anhu ketika terjadi masa kekeringan di Madinah, beliau mendatangi Abbas paman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam agar dia mendoa'kan kepada Allah agar mendurunkan hujan, tidaklah Umar meminta kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di kuburannya karena Umar tahu tentang terlaranagnya hal tersebut.

Adapun yang termasuk tawasul yang diada-adakan manusia dan ini termasuk katagori syirik adalah meminta kepada orang mati untuk dihilangkannya kesempitan dan dipenuhi segala kebutuhannya. Siapa saja mayit itu baik seorang yang shaleh, nabi ataupun para rasul. Hal ini karena doa adalah ibadah dan ibadah itu tidak boleh diperuntukkan kecuali untuk Allah ta'ala. Maka berdoa kepada selain Allah adalah syririk dan menghinakan. Allah berfirman :

“Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina’ " (Ghafir:60).

Kemudian Allah pun memerintahkan agar do’a itu hanya bagi-Nya dan mengkaitkan jawaban atas doa itu dengan keikhlasan kepada-Nya :

"Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.”

Dan juga firman-Nya :

"Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudarat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang lalim". (Yunus 106)

Maka ini adalah macam-macam tawasul dalam do’a dan hukum-hukumnya, semestinya bagi setiap muslim untuk lebih bersemangat terhadap parkara yang disyariatkan, dan bersungguh-sungguh dalam berdo’a kepada Allah dalam segala keadaan, sampai Allah tahu jujurnya kefaqiran dia terhadap-Nya sehingga Allah mengabulkan do’anya dan menolongnya. Dan bagi setiap muslim juga wajib untuk menjauhkan diri dari tawasul yang bid'ah, dan supaya menjauhkan diri sejauh-jauhnya dari tawasul yang syirik, kalau hal itu sangat berbahaya terhadap agama dan aqidah seorang muslim. Kami minta kepada Allah agar menjadikan kita termasuk orang yang mendengar ucapan ini kemdian mengikuti yang terbaik darinya, sesungguhnya segala puji hanya untuk Allah.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,

Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.



Comment (1) | Trackback

Komentar Kamu

GravatarMaju terus tuk jihad serta amar ma'ruf nahi mungkar dijalan Alloh swt.




Name:

Email:

URL:

Comment: ?

Commenting by HaloScan


Langgan:
Sep
24

Benarkah Alien sebenarnya adalah Jin?

Alien adalah jin? Banyak orang akan tertawa membaca hal ini. Apakah mungkin
jin mengembangkan teknologi UFO? Dan, bukankah UFO atau alien itu datang
dari luar angkasa? Coba kalau kita lihat ke arah langit, bukankah begitu
banyak bintang di langit. Dan bukankah suatu hal yang mubazir bila di sana
tidak ada kehidupan?

Berhubung saya ingin menjelaskan kemungkinan bahwa alien adalah jin,
sementara referensi mengenai jin ini sangat terbatas dari Alkitab (Bible),
maka ijinkan saya untuk menggunakan Al Quran sebagai dasar referensi saya
untuk membahas masalah jin ini.
Kehidupan di bintang lain memang tak dapat dipungkiri. Sebagai halnya
kehidupan yang terjadi di bumi adalah karena kehendak Allah. Semua yang ada
di alam semesta ini diciptakan oleh Allah.

Al-Baqarah 2:117
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk
menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan
kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia.

Asy-Syuura 42:29
Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi
dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia
Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.

Kedua ayat suci dalam Al Quran ini menegaskan bahwa langit dan bumi adalah
ciptaan Allah dan dikeduanya, baik di langit dan bumi oleh Allah juga
diciptakan makhluk-makhluk melata (makhluk yang berjalan di permukaan tanah)
dan menghuni baik di langit (bintang/planet lain) maupun di bumi.

Oleh karena itu, bukankah mungkin saja UFO-UFO yang datang ke bumi ini
adalah "makhluk melata" yang berasal dari planet lain (extra terrestrial)?
Memang benar. Namun sampai sekarangpun belum bisa dipastikan dari mana
mereka (alien) berasal. Bisa saja dari luar angkasa, walau berbagai fakta
nampaknya melemahkan teori "extra terrestrial".

Dari kesaksian beberapa korban penculikan oleh aliens serta banyaknya fakta
tentang UFO yang meragukan dari sudut pandang ilmiah, menyebabkan orang
mulai memikirkan suatu kemungkinan bahwa UFO bukan berasal dari
"extra-terrestral" namun berasal dari dimensi lain (other-dimension) atau
istilah yang mulai dipakai saat ini adalah "ultra-terrestrial". Isitilah
"ultra-terrestrial" ini kalau dalam bahasa Indonesia lebih tepat dinamakan
"alam gaib".

Sejauh ini, makhluk gaib yang dikenal manusia ada tiga macam, yaitu:
1. malaikat
2. iblis
3. jin

Mengenai iblis, dari sudut pandangan agama Islam dan Kristen terdapat
perbedaan asal usulnya. Menurut doktrin agama Islam, Iblis adalah dari
golongan jin yang diciptakan dari api. Sementara menurut doktrin agama
Kristen, iblis semula adalah malaikat namun telah diusir dari surga karena
hendak mendurhakai Allah.

Penjelasan bahwa iblis adalah dari golongan jin adalah:

Al-A'raaf 7:12
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih
baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau
ciptakan dari tanah".

Al-Hijr 15:27
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api
yang sangat panas.

Persamaan bahwa baik jin dan iblis diciptakan dari api, menunjukkan atau
menyimpulkan bahwa iblis adalah dari golongan jin.

Saya tidak mempersoalkan perbedaan asal usul iblis, namun saat ini, antara
malaikat dan iblis merupakan entity yang berbeda. Malaikat adalah makhluk
yang beriman kepada Allah serta senantiasa bertasbih dengan memuji Allah.
Malaikat tidak memiliki kehendak bebas "free will", mereka hanya menjalankan
apa yang menjadi perintah Allah. Berbeda dengan malaikat, iblis dan demikian
juga jin (termasuk manusia) memiliki kehendak bebas (free will). Kehendak
iblis adalah menyesatkan manusia. Apakah iblis bisa berketurunan?

Al-Kahfi 18:51
Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan
penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka
sendiri; dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu
sebagai penolong.

Menurut kepercayaan, jin berumur panjang dan memiliki kehidupan seperti
manusia namun berada di dalam dimensi yang lain. Jin mampu berketurunan dan
di antara mereka ada jin yang baik dan ada juga jin yang jahat. Menurut
pendapat saya, yang dimaksud dengan jin ini dalam Alkitab adalah "roh
jahat". Di sini dikatakan sebagai roh jahat adalah karena merupakan jin yang
jahat. Walau demikian, bisa saja pengertian "roh jahat" ini ditafsirkan
sebagai iblis secara langsung atau setan.

Kembali kepada pertanyaan, benarkah Alien sebenarnya adalah Jin? Sebenarnya
hal ini sangat mungkin sekali. Di hampir semua masyarakat di dunia, memiliki
kepercayaan akan adanya makhluk gaib atau "spiritual beings". Memang,
kepercayaan terhadap hal seperti ini lebih banyak dijumpai pada masyarakat
tradisional daripada masyarakat modern. Misalnya, di Indonesia dikenal
adanya jin, tuyul, kuntilanak, dan lain sebagainya. Orang Indian di daratan
Amerika juga mempercayai adanya makhluk-makhluk halus berupa roh yang
menjaga dan juga kadang ada yang mengganggu.

Sebelum menjawab pertanyaan, apakah alien adalah jin, sebenarnya perlu
dipertanyakan terlebih dahulu kepada diri kita masing-masing, apakah kita
percaya pada adanya makhluk hidup yang berada di dimensi lain atau yang
sering kita sebut sebagai alam gaib? Dan dimensi lain itu, menurut
kepercayaan banyak orang, sebenarnya juga berada di bumi ini.

Bagi orang yang skeptis, tentunya tidak mudah untuk mempercayai makhluk
gaib. Dan juga mereka tidak akan bisa menerima penjelasan dari sudut pandang
agama. Mereka membutuhkan suatu penjelasan atau bukti-bukti yang benar-benar
ilmiah, fisikal dan dapat dirumuskan secara pasti.

Dasar Pemikiran Alien adalah Jin
========================
Bila kita mempercayai adanya jin atau makhluk halus, maka kita akan
bertanya, di manakah mereka berada. Menurut kepercayaan, jin adalah makhluk
yang menghuni bumi dan diciptakan sebelum Adam.

Al-Hijr 15:27
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat
panas.

Apa tujuan Allah menciptakan jin?

Adz-Dzaariyaat 51:56
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.

Namun pada prakteknya, di jaman dahulu (dan juga masa kini), ada manusia
yang menyembah jin.

Sabaa' 34:41
Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelin-
dung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin1243); ke-
banyakan mereka beriman kepada jin itu".

Apakah jin mampu mengembangkan teknologi luar angkasa?

Al-Rahmaan 55:33
Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak
dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.

Di sini kita bisa melihat bahwa hakekat jin sebenarnya tidak berbeda dengan
manusia. Keduanya adalah makhluk ciptaan Allah, keduanya mampu berketurunan
dan bisa mati (hanya saja jin umurnya lebih panjang dan khusus untuk iblis
waktu kematiannya ditangguhkan hingga akhir jaman), keduanya membutuhkan
kekuatan (teknologi) untuk menembus langit dan bumi. Di sini ada suatu
pemikiran, bahwa menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi ini,
sebenarnya bisa juga diartikan sebagai menembus ke dimensi lain, yaitu
dimensi langit dan dimensi bumi (manusia).

Menurut cerita beberapa orang yang mengaku bertemu dengan jin, maka kita
bisa menyimpulkan bahwa beberapa jin (tidak semua), memiliki kemampuan untuk
masuk ke dimensi manusia. Dan menurut pengalaman beberapa paranormal yang
mengaku dapat berjalan-jalan ke alam jin, menunjukkan bahwa manusia juga
dapat masuk ke dimensi jin.

Dan bila hal ini memang benar, bahwa jin bisa memasuki dimensi manusia, maka
bisa saja kehadiran mereka itu dianggap alien oleh manusia. Dan karena
mereka adalah makhluk yang asing dan aneh, sementara orang mungkin tidak
berpikir akan adanya kemungkinan kehidupan di dimensi lain, maka alien itu
akan dianggap berasal dari planet lain.

Beberapa korban kasus alien abduction menceritakan bahwa mereka melihat
alien menembus tembok, tiba-tiba muncul dan menghilang, menunjukkan bahwa
gejala seperti itu tidak berbeda dengan fenomena pemunculan jin.
Persoalannya, menurut saya, jin juga mengalami perkembangan teknologi dan
kebudayaan. Seperti halnya manusia, perkembangan teknologi di antara negara
berbeda-beda. Ada yang masih memakai tombak, tapi ada juga yang sudah pakai
rudal. Demikian juga bangsa jin, menurut saya, bisa saja jin yang ada di
Indonesia, berbeda dengan jin yang ada di Eropa atau Amerika, misalnya.

Banyak ahli psikoterapis yang menangani kasus alien abduction akhirnya
berkesimpulan bahwa alien yang menculik manusia merupakan suatu pekerjaan
dari "spiritual beings" atau makhluk halus. Ini menjelaskan kenapa ada yang
diculik pada jam 09.00 dan dikembalikan jam 09.00 juga. Padahal mereka
merasa berjam-jam ketika diculik. Bahkan ada kasus yang unik, korban
penculikan diambil jam 9.00 namun dikembalikan jam 7.00. Jadi, kasus-kasus
seperti ini merupakan kasus perpindahan dimensi, di mana dimensi waktu kita
bisa saja berbeda dengan waktu di dimensi lain.

Menurut kepercayaan, bentuk dan macam jin beraneka ragam, salah satunya
adalah jin yang dapat terbang. Apakah mereka ini yang dimaksud dengan UFO?
Dan apakah ini ada kaitannya dengan ayat dalam Surat Paulus kepada jemaat di
Efesus: "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi
melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan
penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Ef
6:12)


Comments | Trackback

Komentar Kamu

GravatarGOBLOK!




Name:

Email:

URL:

Comment: ?

Commenting by HaloScan


Langgan:
Sep
24

Meditasi Islam

Dunia pengobatan semenjak dahulu selalu berjalan seiring dengan kehidupan umat manusia. Karena sebagai mahluk hidup, manusia amatlah akrab dengan berbagai macam penyakit ringan maupun berat. Keinginan untuk terlepas dari segala macam penyakit inilah yang mendorong manusia untuk membuat upaya menyingkap berbagai metode pengobatan, mulai dari mengkonsumsi berbagai jenis obat-obatan, baik berupa tumbuh-tumbuhan secara tunggal maupun yang sudah terkomposisikan, yang diyakini berkhasiat menyembuhkan jenis penyakit tertentu, atau sistim pemijatan, pembekaman, hingga operasi pembedahan. Semua dilakukan dengan trial dan error. Teknologi medis boleh saja semakin modern dan canggih, namun perkembangan jenis penyakit juga tidak kalah cepatnya ber-regenerasi. Sementara banyak manusia yang tidak menyadari bahwa Allah tidak pernah menciptakan manusia dengan ditinggalkan begitu saja. Setiap kali penyakit muncul, pasti Allah juga menciptakan obatnya. Hanya ada manusia yang mengetahuinya dan ada juga yang tidak mengetahuinya.
Namun tentu semua jenis pengobatan dan obat-obatan tersebut hanya terasa khasiatnya bila disertai dengan sugesti dan keyakinan. Disinilah kekuatan Do’a - Dzikir, maka Islam mengenal istilah do’a dan keyakinan. Dengan pengobatan yang tepat (tentunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman puluhan tahun), dosis obat yang sesuai disertai doa dan keyakinan, tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan terkecuali maut.
Merujuk pada praktek-praktek agung tasawuf praktis, praktik-praktik sufi, seperti sholat, dzikir, tafakur (meditasi), ternyata tidak sekedar ritual-ritual tanpa makna. Dibalik praktik-praktik sufi tersebut, tersimpan potensi-potensi penyembuhan bagi penyakit- penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh kedokteran modern, seperti kanker, strooke, kerusakan kromosom/ DNA, dan jenis-jenis penyakit emosional, psikologis dan non medis.
Bahwa untuk mengatasi kekecewaan, kita harus mencari sumbernya dulu yaitu pikiran. Untuk mengatasinya bisa dengan latihan meditasi. Belajar meditasi merupakan bagian dari latihan mengendalikan pikiran. Meditasi adalah latihan konsentrasi yang dapat digunakan untuk mempertajam tehnik dan meningkatkan kepekaan terhadap suasana sekitar.
PENGERTIAN MEDITASI
Perkataan Meditasi itu sendiri diserap dari bahasa Latin, meditatio yang berarti merenungkan dan juga berakar dari kata Mederi (kesehatan) dari kata ini pula diserap kata medisin. Jadi jelas meditasi itu sebenarnya baik bagi kesehatan. Dalam bahasa Indonesia, Meditasi, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu. Jadi bermeditasi adalah memusatkan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu, tetapi kata meditasi itu lebih dikenal dengan nama samedi yang diserap dari bahasa Sansekerta, samadhi yang juga disebut dhyana atau pranayama. Samedi itu artinya meditasi dalam bahasa Sangsekerta atau dalam bahasa Ibrani = hagah. Dalam Alkitab bahasa Inggris perkataan tsb diterjemahkan sebagai Meditation.
Sedangkan pengertian meditasi dalam kamus Cambridge International Dictionary of English, adalah:
Meditate is to think seriously (about something), esp. for a long time · if you meditate, you give your attention to one thing, and do not think about anything else, usually as a religious activity or as way calming or relaxing your mind. Meditation is serious thought or study, or the product of this activity. Meditation is also the act of giving your attention to only one thing, either as a religious activity or as a way of becoming calm and relaxed: prayer and meditation.
Kata ‘meditasi’ [meditation] didefinisikan sebagai “praktek berpikir secara mendalam dalam keheningan, terutama untuk alasan keagamaan atau untuk membuat batin tenang.” (Oxford Advanced Learner’s Dictionary). Dalam kamus yang bersifat umum ini, ‘meditasi’ dianggap sebagai proses ‘berpikir’. Ini hampir sama dengan ‘kontemplasi’ yang didefinisikan secara persis sama. Tetapi kalau dikaji secara lebih mendalam dan dipraktekkan, akan ternyata bahwa di dalam ‘meditasi’ justru proses berpikir berhenti untuk sementara.
Pada dasarnya, ‘meditasi’ adalah “pemusatan perhatian pada suatu obyek batin secara terus-menerus.” Memang ada obyek-obyek meditasi tertentu yang berupa pikiran atau ide/konsep, sehingga terjadi tumpang tindih dan tidak dapat dibedakan secara tegas antara ‘meditasi’ dan ‘kontemplasi’.
Dengan demikian, meditasi adalah cara lain untuk memahami diri, yang berbeda dengan introspeksi. Justru pemahaman yang diperoleh dari meditasi jauh lebih tepat dan sesuai dengan keadaan sebenarnya dibandingkan dengan pemahaman dari introspeksi yang dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan pikiran yang tidak disadari sehingga memberikan hasil yang bias. Di samping itu,pemahaman diri yang diperoleh dari meditasi bersifat transformatif (mengubah), oleh karena pemahaman itu melibatkan seluruh aspek diri (kognitif, afektif, volisional, dsb). Di lain pihak, pemahaman melalui introspeksi kebanyakan hanya bersifat kognitif saja, sehingga biasanya tidak banyak perubahan yang terjadi.
Ada juga yang memberi pengertian bahwa meditasi yang sering kita dengar mempunyai pengertian yaitu: sikap menenangkan pikiran dengan cara-cara tertentu di mana pikiran kita sampai menemukan sensasi-sensasi sehingga menimbulkan rasa damai dalam hati untuk mencapai ketenangan jiwa (ruhani). Dan ada juga yang mengartikan bahwa meditasi adalah sebuah pelatihan yang menggunakan pikiran untuk tujuan mengatur pikiran dengan usaha kita. Meditasi dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang mengakibatkan hubungan erat beberapa orang dengan Tuhan. Kita meditasi pada yang abstrak, tidak berbentuk, tidak bernama. Karena Yang Tertinggi tidak mempunyai bentuk dan tidak mempunyai nama, tidak juga mempunyai kwalitas atau lambang-lambang.
Perbedaan Konsentrasi dan Meditasi
Terdapat perbedaan jelas antara konsentrasi dan meditasi, meskipun keduanya dalam pelaksanaannya berhubungan. Pengertian konsentrasi ialah untuk memahami dan menguasai pikiran-perasaan sehingga ia tidak lagi menanggapi dengan kacau terhadap suatu peristiwa. Latihan-latihan konsentrasi adalah suatu pendidikan kembali mengenai tekniknya pikiran-rendah, sehingga ia menurut perintahnya sang Pribadi, dan menghentikan sifatnya yang bergerak kian kemari dan tidak menentu. Atau dengan kata lain, konsentrasi adalah sebuah upaya keras (baca: dipaksa) untuk memusatkan pada sesuatu, hal ini dianggap bukanlah bagian/tahapan meditasi.
Sedangkan tujuan meditasi ialah melatih pikiran, dalam keadaan tenang, dan beristirahat/ berhenti pada pokok yang dipilih, lebih baik pada hal yang mengandung arti yang dalam dan rohaniah, sehingga pokok-caranya dapat membukakan kesadaran yang sedang bermeditasi akan arti makna yang lebih luas dan dalam.
Dalam ajaran Budha terdapat sebuah tahapan meditasi, yaitu Dharana yang berarti pemusatan perhatian tanpa paksaan. Pemusatan perhatian tidaklah berarti anda kosong. Sebagaimana namanya pemusatan perhatian, perhatian anda tertunjukkan pada sesuatu. Tidak dianjurkan bagi anda untuk berada dalam keadaan kosong seratus persen karena ini mungkin dapat membiarkan masuknya kekuatan dari luar yang dapat mengganggu. Meditasi tingkat tinggi biasanya mengajarkan untuk memusatkan perhatian ke cakra mahkota untuk menerima lebih banyak kekuatan spiritual, atau ke antara alis mata untuk membangkitkan mata spiritual, ataupun ke cakra jantung untuk memberikan lebih banyak kekuatan kepada roh. Jadi, tidaklah kosong sama sekali.
MANFAAT MEDITASI
Menurut ajaran Buddhis, meditasi adalah suatu cara untuk mengembangkan bathin menuju taraf kesempurnaan yang selanjutnya menjadi dasar dari kebijaksanaan. Latihan meditasi dengan pemusatan fikiran pada pernafasan disebut Anaspanasati. Dengan metode ini, fikiran tetap terjaga dengan baik dan senantiasa terkontrol, dengan demikian membuahkan jasmani dan rohani yang selalu jernih dan segar. Juga daya fikir bertambah kuat dan tajam, membawa pada kecerdasan otak.
Meditasi bisa mengurangi kecemasan telah diselidiki oleh tokoh-tokoh sarjana Barat, seperti pada penyelidikan Zen Meditation, dan kemudian pada penyelidikan Transcendental Meditation. Tetapi kajian di barat juga telah membuktikan 33% hingga 50% mereka yang melakukan meditasi tanpa teknik yang betul akan mengalami peningkatan dalan tekanan darah, stress, kemurungan serta mudah marah. Maka jika anda benar-benar ingin mendalami meditasi, pastikan anda dilatih oleh mereka benar-benar mahir dan berpengalaman serta mampu memberi penjelasan untuk setiap keadaan.
Dalam latihan Meditasi Islam, perkara yang harus diperhatikan ialah bagaimana mereka dapat menemukan makna dan tujuan hidup yang memberikan sense of direction, justeru dapat mengatasi pelbagai masalah serta meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kesehatan.
Tujuan dari meditasi ini adalah kesunyian yang indah, keheningan dan kejernihan pikiran.
AGAMA DAN MEDITASI
Meditasi bukan hanya dikenal oleh agama yang berasal dari India & Tiongkok saja bahkan hampir disemua agama mereka mempraktekan meditasi. Meditasi dalam agama Yahudi dikenal dengan nama hitbonenut ini bisa dibaca di Kabbalah sedangkan bangsa Yunani kuno mengenal meditasi dengan nama “Gnothi se auton” = “mengenal diri sendiri”.
Menurut kepercayaan orang India/Hindu, bahwa di udara bebas ini terdapat unsu-unsur gaib yang bersatu dengan zat asam (oksigen). Unsur-unsur gaib itu berupa zat yang sangat halus sebagai inti dari segala zat yang menjadi roh dari alam. Zat tersebut sedemikian halusnya hingga tak dapat ditanggapi dengan panca indera, maupun dengan alat-alat apapun.
Zat ini mempunyai tenaga gaib yang amat berkuasa untuk berbagai macam kepentingan, antara lain untuk penyembuhan penyakit. Zat inilah yang mereka beri nama Prana. Cara mendapatkan zat gaib atau prana tadi ialah dengan jalan pernafasan yang diatur dengan irama tertentu, yang menurut kepercayaan mereka sesuai dengan irama gerakan alam.
Beberapa cara meditasi melibatkan pengulangan suara tertentu secara internal, dan menganjurkan kepada para pelakunya agar tidak terlalu melakukan konsentrasi. Teknik seperti itu akan menyegarkan dan membuat orang relaks, namun untuk peningkatan rohani, konsentrasi tetaplah sangat perlu - yaitu usaha intensif untuk memfokuskan pikiran pada mantra.
Meditasi ada dua macam, yaitu meditasi duduk dan meditasi gerak (Tai-Chi). Meditasi duduk ini sebenarnya sudah diperkenalkan oleh Islam jauh sebelum Sidharta Gauthama lahir melalui ajaran Budhi Dharma. Meditasi ini juga sering dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika sebelum dan sesudah diangkat menjadi Nabi dan Rasul, yang pada saat itu disebut dengan berkhalwat dan tahannuts. Beliau melakukan meditasi di Gua Hira, ketika menghadapi masalah yang menimpa diri dan umatnya. Seperti halnya meditasi duduk, meditasi gerak juga sudah ada dalam ajaran Islam yaitu dalam bentuk gerakan shalat.
ISLAM DAN MEDITASI
Salah satu fase penting yang secara simbolik sering disebut sebagai mencerminkan corak misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah saat dia bertahannuts atau melakukan meditasi di Hira, sebuah gua di luar kota Mekah.
Setelah nabi mendapat wahyu pada 610 M, dia tidak terus tinggal di sana, menikmati meditasi yang soliter, menjauhkan diri dari masyarakat. Sebaliknya, ia balik ke kota, mendakwahkan ajaran-ajaran, dan melakukan apa yang dalam istilah sekarang disebut sebagai transformasi sosial.
Pada saat selanjutnya, Nabi saw pergi ke gua Hira hanya untuk bertemu dengan malaikat Jibril dengan tujuan tasmi? (memperdengarkan) hafalan Alqur’an beliau dihadapan Jibril. Maka, Gua Hira bukanlah tempat bertahannuts seperti yang dilakukan beliau sebelum diangkat menjadi Rasul. Tetapi dijadikan tempat untuk mengoreksi ayat-ayat Alqur’an yang telah diterimanya.
Al Qur’an dan Kesehatan
Arti Qur’an menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti ‘bacaan’, asal kata qara`a. Kata Alqur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru` (dibaca). Adapun definisi Alqur’an adalah: “Kalam Allah swt. yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad saw. dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.”
Banyak ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena AlQur’an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang mukmin.
“Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang mu’min.” (QS. Al Isra/17: 82)
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar Ra’d/13: 28)
Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al Qur’an yaitu “Asysyifâ” yang artinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh.
“Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus/10: 57)
Di samping Al Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber dari pembuat obat- obatan.
“Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, korma, anggur dan buah-buahan lain selengkapnya, sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan”. (QS. An-Nahl 16:11)
“Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlah jalan-jalan yang telah digariskan tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk manusia. Di alamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan”. (QS. An-Nahl 16: 69)
Berdasarkan keterangan tadi, dapat dipastikan bahwa orang yang membaca Alqur’an akan merasakan ketenangan jiwa.
Banyak pula hadits Nabi yang menerangkan tentang keutamaan membacanya dan menghafalnya atau bahkan mempelajarinya.
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Alqur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhori)
“Siapa saja yang disibukkan oleh Alqur’an dalam rangka berdzikir kepada-Ku, dan memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaannya Kalam Allah daripada seluruh kalam selain-Nya, seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.” (HR. At Turmudzi)
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah (masjid) Allah, mereka membaca Alqur’an dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketentraman, mereka diliputi dengan rahmat, malaikat menaungi mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka pada makhluk yang ada di sisi-Nya”. (HR. Muslim)
“Hendaklah kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Alqur’an” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud)
Dan masih banyak lagi dalil yang menerangkan bahwa berbagai penyakit dapat disembuhkan dengan membaca atau dibacakan ayat-ayat Alqur’an (lihat Assuyuthi, Jalaluddin, Al Qur’an sebagai Penyembuh (Alqur’an asy Syâfî), terj. Achmad Sunarto, Semarang, CV. Surya Angkasa Semarang, cet. I, 1995).
Walaupun tidak dibarengi dengan data ilmiah, Syaikh Ibrahim bin Ismail dalam karyanya Ta’lim al Muta’alim halaman 41, sebuah kitab yang mengupas tata krama mencari ilmu berkata, “Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang kuat ingatan atau hafalannya. Di antaranya, menyedikitkan makan, membiasakan melaksanakan ibadah salat malam, dan membaca Alquran sambil melihat kepada mushaf”. Selanjutnya ia berkata, “Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Alqur’an”.
Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.
Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.
Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Alquran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang men dengarkannya.
Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Alqur’an.
Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Alquran dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an.
Alquran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Alquran dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.
Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Alquran. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Alquran lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Alquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).
Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Alquran, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).
Atau juga, “Dan Kami telah menurunkan dari Alquran, suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (Q.S.17:82).
Atau, “Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati menjadi tentram” (Q.S. 13: 28).
Unsur Meditasi Al Qur’an
Kitab ini, tentu saja bukanlah sebuah buku sains ataupun buku kedokteran, namun Alqur’an menyebut dirinya sebagai ‘penyembut penyakit’, yang oleh kaum Muslim diartikan bahwa petunjuk yang dikandungnya akan membawa manusia pada kesehatan spiritual, psikologis, dan fisik.
Kesembuhan menggunakan Alqur’an dapat dilakukan dengan membaca, berdekatan dengannya, dan mendengarkannya. Membaca, mendengar, memperhatikan dan berdekatan dengannya ialah bahwasanya Alqur’an itu dibaca di sisi orang yang sedang menderita sakit sehingga akan turun rahmat kepada mereka. Allah saw menjelaskan, “Dan apabila dibacakan Alqur’an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al A’raf: 204)
Menurut hemat penulis, salah satu unsur yang dapat dikatakan meditasi dalam Alquran adalah, pertama, auto sugesti, dan kedua, adalah hukum- ukum bacaan yaitu waqaf.
Aspek Auto Sugesti
Alqur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisikan firman-firman Allah. Banyak sekali nasihat-nasihat, berita-berita kabar gembira bagi orang yang beriman dan beramal sholeh, dan berita-berita ancaman bagi mereka yang tidak beriman dan atau tidak beramal sholeh. Maka, alqur’an berisikan ucapan-ucapan yang baik, yang dalam istilah Alqur’an sendiri, ahsan alhadits. Kata-kata yang penuh kebaikan sering memberikan efek auto sugesti yang positif dan yang akan menimbulkan ketenangan.
Platonov telah membuktikan dalam eksperimennya bahwa kata-kata sebagai suatu Conditioned Stimulus (Premis dari Pavlov) memang benar-benar menimbulkan perubahan sesuai dengan arti atau makna kata-kata tersebut pada diri manusia. Pada eksperimen Plotonov, kata-kata yang digunakan adalah tidur, tidur dan memang individu tersebut akhirnya tertidur.
Pikiran dan tubuh dapat berinteraksi dengan cara yang amat beragam untuk menimbul kan kesehatan atau penyakit.
Zakiah Daradjat mengatakan bahwa sembahyang, do’a-do’a dan permohonan ampun kepada Allah, semuanya merupakan cara-cara pelegaan batin yang akan mengembalikan ketenangan dan ketentraman jiwa kepada orang-orang yang melakukannya.
Relaksasi
Aspek Waqof
Alqur’an adalah sebuah kitab suci yang mempunyai kode etik dalam membacanya. Membaca Alqur’an tidak seperti membaca bacaan-bacaan lainnya. Membaca Alqur’an harus tanpa nafas dalam pengertian sang pembaca harus membaca dengan sekali nafas hingga kalimat-kalimat tertentu atau hingga tanda-tanda tertentu yang dalam istilah ilmu tajwid dinamakan waqaf. Jika si pembaca berhenti pada tempat yang tidak semestinya maka dia harus membaca ulang kata atau kalimat sebelumnya.
Waqof artinya berhenti di suatu kata ketika membaca Alqur’an, baik di akhir ayat maupun di tengah ayat dan disertai nafas. Mengikuti tanda-tanda waqof yang ada dalam Alqur’an, kedudukannya tidak dihukumi wajib syar’i bagi yang melanggarnya. Walaupun jika berhenti dengan sengaja pada kalimat-kalimat tertentu yang dapat merusak arti dan makna yang dimaksud, maka hukumnya haram.
Jadi cara membaca Alqur’an itu bisa disesuaikan dengan tanda-tanda waqaf dalam Alqur’an atau disesuaikan dengan kemampuan si pembaca dengan syarat bahwa bacaan yang dibacanya tidak berubah arti atau makna.
Waqaf dalam Alquran
> Tanda awal atau akhir ayat
> Tanda awal atau akhir surat
> Tanda-tanda waqaf
Kemampuan nafas pembaca
Siapa saja bisa boleh membaca Alqur?an, baik anak kecil, muda maupun tua, baik pria maupun wanita selagi mereka dalam keadaan suci atau berwudlu. Jadi bagaimanapun kemampuan mereka bernafas mereka boleh membaca Alqur’an. Berhenti berdasarkan kemampuan nafas pembaca, dalam ilmu tajwid, bisa dikategorikan dalam bagian-bagian waqaf.
Adapula beberapa penekanan nafas dalam membaca Alqur’an. Penekanan-penekanan tersebut dalam ilmu tajwid dinamakan mad.
Indonesia adalah negara yang mayoritas umat Islam menerapkan hukum-hukum membaca Alqur’an menurut Rowi, Hafsh, yang telah berguru kepada imam ‘Ashim. Adapun hukum-hukum bacaan mad dalam ilmu Tajwid menurut Rowi Hafsh adalah:
1.Mad Munfashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah. Cara baca hukum ini 4 harakat.
2.Mad Muttashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Cara membaca hukum ini adalah 4 harakat.
3.Mad Badal, yaitu apabila terdapat hamzah yang berharakat bertemu dengan huruf mad yang sukun. Cara membaca hukum ini adalah 2 harakat.
Waktu Meditasi dengan Alqur’an
Pada hakikatnya tidak ada waktu yang makruh untuk membaca/meditasi Alqur’an, hanya saja memang ada beberapa dalil yang menerangkan bahwa ada waktu-waktu yang lebih utama dari waktu-waktu yang lainnya untuk membaca Alqur’an. Waktu-waktu tersebut adalah:
1. Dalam sholat
An-Nawawi berkata; ‘Waktu-waktu pilihan yang paling utama untuk membaca Alqur’an ialah dalam sholat.’
Al Baihaqi meriwayatkan dalam asy Syu’ab dari Ka’ab r.a. ia berkata: “Allah telah memilih negeri-negeri, maka negeri-negeri yang lebih dicintai Allah ialah negeri al Haram (Mekkah). Allah telah memilih zaman, maka zaman yang lebih dicintai Allah ialah bulan-bulan haram. Dan bulan yang lebih dicintai Allah ialah bulan dzulhijjah. Hari-hari bulan Dzulhijjah yang lebih dicintai Allah ialah sepuluh hari yang pertama. Allah telah memilih hari-hari, maka hari yang lebih dicintai Allah ialah hari Jum?at. Malam-malam yang lebih dicintai Allah ialah malam Qadar. Allah telah memilih waktu-waktu malam dan siang, maka waktu yang lebih dicintai Allah ialah waktu-waktu sholat yang lima waktu. Allah telah memilih kalam-kalam (perkataan), maka kalam yang dicintai Allah adalah lafadz ‘La ilâha illallâh wallâhu akbar wa subhanallâhi wal hamdulillâh.“
2. Malam hari
Waktu-waktu yang paling utama untuk membaca Alqur’an selain waktu sholat adalah waktu malam, Allah menegaskan, “Di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sholat).” (QS. Ali Imron 3:113)
Waktu malam ini pun dibagi menjadi 2:
- antara waktu Maghrib dan Isya
- bagian malam yang terakhir
3. Setelah Subuh
Sebagai penutup mudah-mudahan ini merupakan langkah awal untuk bisa lebih membuktikan unsur-unsur kesehatan dari Alqur’an, baik makna-maknanya, cara membacanya maupun lainnya.

Comment (1) | Trackback

Komentar Kamu

Gravatarbagi saya, tuhan dan agama itu hanya berperan dalam kondisi psikologi seorang manusia. Bahkan hal itu bisa membuat seseorang kecanduan akan tuhan dan agamanya, sehingga melupakan nilai-nilai penting yang di ajarkan oleh agamanya.
Saat ini yang saya perhatikan bahwa agama hanya sebagai salah satu alat untuk memecahkan umat manusia (terutama agama islam) di dunia ini Dahulu nabi muhammad SAW membela kebebasan dengan pedang (Jika umat agama lain mengganggu umat islam maka dia membela umat islam dengan pedangnya, tapi jika umat islam mengganggu kebebasan agama lain, maka dia akan membela agama lain itu dengan pedangnya juga).
Itu hanya sebagai salah satu contoh nilai-nilai yang terkandung dalam agama (islam) yang saya sebutkan bahwa nilai-nilai itu sekarang sudah dilupakan.

Agama dan Tuhan hanya sebagai pelarian psikologi manusia ketika dia mendapatkan/mengalami hal-hal yang mungkin saat itu diluar kemampuan fisik, ataupun otak (logika) mereka.

Begitu lah dengan tulisan yang anda buat, bahwa orang jaman sekarang lebih membutuhkan meditasi agama yang berupa ibadah sebagai pelarian psikologi mereka.




Name:

Email:

URL:

Comment: ?

Commenting by HaloScan


Langgan:
Sep
24

Cara Membuka Ilmu Ghaib

Di dunia ini, ada orang-orang diberi kelebihan oleh Tuhan hingga punya kemampaun supranatural meskipun dia tidak pernah belajar. Ada pula orang yang diberi kemudahan untuk mempelajari berbagai ilmu sehingga ia bisa punya banyak kemampuan dalam waktu singkat. Ada juga orang yang kesulitan dalam mempelajari ilmu, padahal dia sudah tekun berusaha. Jika Anda termasuk golongan yang terakhir, maka jangan pesimis dulu. Masih banyak jalan untuk membuka pintu keilmuan Anda.

Banyak orang belajar ilmu gaib selama bertahun-tahun, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Kegagalan itu bisa saja terjadi karena ilmu yang dipelajari sudah tidak asli tata-caranya atau mempelajari ilmu palsu. Banyaknya Ilmu palsu dan ilmu yang tidak asli tradisinya biasanya adalah ulah oknum paranormal yang tidak bertanggung jawab
Jangan mudah percaya kepada orang yang katanya bisa membuka aura, cakra atau hijab gaib sehingga orang bisa dengan cepat menguasai ilmu gaib dan bisa masuk alam gaib. Sesungguhnya hati Anda hanya bisa terbuka oleh usaha Anda sendiri. Orang lain hanya bisa membantu mengarahkan dan memberi tahu caranya.

Sebab kegagalan lainnya adalah ketidaktahuan akan hakekat ilmu yang dipelajarinya. Orang yang belajar ilmu gaib seharusnya tahu "dari mana sumber kekuatan ilmu gaib dan bagaimana proses atau cara kerja ilmu gaib", atau mungkin dia berguru pada pada paranormal palsu yang ilmunya pastinya palsu.

Oleh karena itu saya menyusun "Pembuka Ilmu Gaib" yang mengupas dua hal pokok yang seharusnya menjadi pengetahuan awal bagi Anda yang ingin belajar ilmu gaib. Pengetahuan ini akan sangat membantu dalam membuka pintu kekuatan gaib di tubuh.

Sumber Kemampuan Supranatural

Aliran hikmah dan kejawen sepakat bahwa sumber kekuatan ilmu gaib adalah khodam. Namun kedua aliran tersebut berbeda pendapat mengenai pengertian khodam. Aliran kejawen beranggapan bahwa khodam atau prewangan adalah jenis makhluk tertentu yang memang diciptakan Tuhan untuk membantu manusia. Menurut faham kejawen, khodam bukanlah jin dan bukanlah malaikat, melainkan makhluk gaib khusus yang berfungsi menimbulkan kekuatan supranatural pada manusia sakti atau benda bertuah.

Sedangkan aliran hikmah yakin bahwa "khodam" sebetulnya hanyalah julukan bagi Jin atau Malaikat yang membantu manusia. Pendapat ini setidaknya bedasarkan dua alasan sebagai berikut: Pertama, Khodam dalam bahasa Arab berarti pembantu, penjaga atau pengawal yang selalu mengikuti. Dalam bahasa arab pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun dan body guard juga bisa disebut sebagai khodam.

Kedua, Bukankah dalam Al-Quran sudah diterangkan bahwa Allah hanya menciptakan hambanya dalam tiga bentuk saja, yaitu: Malaikat, Manusia dan Jin. Kalaupun ada yang istilah "khodam", maka tidak lain hanyalah nama alias untuk ketiga jenis makhluk tersebut. Seperti halnya "setan", sebetulnya bukanlah jenis mahluk, melainkan hanya julukan bagi jin dan manusia yang suka berbuat kejahatan. Saya pribadi lebih meyakini pendapat aliran hikmah karena mempunyai alasan yang kuat.

Keajaiban yang ditimbulkan oleh ilmu gaib berbeda dengan mukzijat. Perbedaannya terletak pada prosesnya dan siapa yang menerimanya. Mukzijat hanya diterima oleh nabi/rasul dan prosesnya tanpa perantara, tidak ada perantara malaikat/jin yang menyebabkan nabi Musa bisa membelah lautan dan tongkatnya menjadi ular. Kejadian mukjizat langsung dari perintah Allah "kun fa yakun!". Mukjizat tidak bisa dipelajari atau diusahakan oleh manusia, termasuk nabi, nabi hanya menerima dan tidak berkuasa menolak kekuasaan Allah.

Sedangkan keajaiban yang ditimbulkan ilmu gaib sebenarnya adalah fungsi khodam yang sudah menyatu dengan pemilik ilmu gaib. Misalnya orang yang kulitnya kebal senjata tajam, sebetulnya kulitnya diselimuti enegi gaib oleh khodam sehingga senjata yang hendak menyentuh kulit terhalang dan tidak bisa menembus. Proses ini serupa dengan atmosfer bumi yang ketika ada meteor jauh maka akan mengalami gesekan hingga meteor terbakar dan habis, dengan begitu mahluk bumi menjadi aman dari meteor yang berjatuhan.

Ilmu Gaib bisa dipelajari atau diusahakan. Usaha untuk memperoleh ilmu gaib bisa dengan puasa, wirid mantra, meditasi, pengisian (bila ada guru) dan lain-lain. Khodam yang akan menjadi ruh ilmu gaib pun berbeda-beda tergantung jenis ilmu dan siapa yang mengamalkan ilmu tersebut. Untuk amalan yang murni bersumber dari Al-Quran, IsyaAllah, khodamnya adalah malaikat. Ilmu Kejawen, kebanyakan berkhodam Jin muslim atau jin non-muslim tergantung siapa yang mengamalkannya dan niat memiliki ilmu tersebut.

Sifat Khodam Ilmu Gaib

Saya yakin, sebagian dari Anda menjadi takut mempelajari ilmu gaib setelah tahu bahwa kekuatannya sebetulnya berasal dari makhluk gaib (khodam). Ketahuilah bahwa jin yang menjadi khodam suatu ilmu berbeda sifatnya dengan jin pengganggu. Khodam adalah jin yang bersifat pasif. Dia tidak bisa mempengaruhi pikiran Anda dan tidak bisa menampakan diri.

Meskipun khodam selalu mengikuti Anda, dia tidak akan berkomentar apapun tentang tindakan Anda. Khodam juga tidak bisa berkomunikasi dengan Anda, kecuali Anda menguasai ilmu untuk berkomunikasi dengan khodam. Jadi intinya, meskipun ratusan khodam mengikuti Anda, Anda tetaplah diri Anda yang merdeka, boleh melakukan apa saja sesuka hati. Anda tidak perlu takut dengan khodam karena khodam sepenuhnya hanya akan membantu Anda tanpa minta imblan dan tidak mengganggu.

Mengapa harus puasa dan baca mantra?

Hakekat puasa dalam ilmu gaib adalah untuk mempermudah penyatuan khodam dengan pemilik ilmu. Bukan berarti tanpa puasa ilmu tidak bisa dikuasai. Jika ada guru sakti yang bersedia mengisi Anda, maka Anda langsung bisa memiliki ilmu tanpa melelui proses puasa/ritual. Kekuatan hasil pengisian tergantung seberapa besar kesaktian guru yang mengisi Anda. Sedangkan jika Anda puasa/ritual sendiri, maka kekuatan yang dihasilkan tergantung penghayatan dan kesungguhan Anda dalam menjalani puasa/ritual.

Mantra adalah sarana untuk memanggil khodam. Saat Anda membaca mantra, beberapa khodam yang sifatnya sama dengan mantra yang Anda baca langsung datang mengitari Anda. Khodam-khodam itu tidak bisa lagsung bersatu dengan tubuh Anda karena berlainan materi penyusun tubuh. Jin terbuat dari api (panas) dan Anda terbuat dari tanah (netral), maka agar mempermudah penyatuan khodam dengan diri Anda anda harus mengosongkan perut hingga tubuh Anda lemah dan terasa panas.

Lemahnya tubuh Anda saat berpuasa juga mempermudah penyatuan khodam. Logikanya, tubuh lemah adalah karena kekurangan energi, maka ada kesempatan bagi khodam untuk mengisi kekurangan energi di tubuh Anda.

Ilmu yang sudah ada pada diri Anda bisa bertambah kuat dan juga bisa melemah tergantung kerajinan Anda dalam merawat ilmu tersebut. Merawat ilmu sama artinya dengan menjaga hubungan antara khodam dan Anda. Semakin kuat ikatan antara Anda dan khodam, kekuatan ilmu Anda semakin kuat. Cara merawat suatu ilmu adalah dengan membaca mantranya rutin pada waktu yang ditentukan. Semakin khusyuk dan banyak wirid mantra maka semakin besar pula kekuatan ilmu Anda.

Cara Membuka Pintu Ilmu Gaib

Jika Anda termasuk orang yang sering gagal dalam mempelajari ilmu gaib atau tidak menemukan guru sakti yang bersedia mengisikan ilmu ke tubuh Anda. Maka lakukanlah cara berikut ini. Semoga dengan cara yang saya berikan, Anda akan mudah menguasai ilmu gaib meskipun Anda hanya belajar dari buku. Jika anda tidak mengerti bahasa arab, maka gunakan cara yang kedua. Amalan membuka ilmu gaib, disebut juga amalan untuk untuk ketajaman mata hati.

Cara I, cocok bagi yang senang dengan aliran Hikmah

Selama 4o hari, setiap selesai salat, terutama magrib dan subuh atau ketika Anda selesai salat malam (tahajud), lakukanlah wirid berikut ini.

Membaca Surat Al-Fatihah x 7 ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW.

Membaca Surat Al-Fatihah x 7 ditujukan kepada Wali Ghauts hadzaz-zamani.

Membaca Ya Sayyidi Ya Rasulullah selama 30 menit dengan khusyuk.

Jika Anda punya waktu, maka Membaca kalimah toyyibah “la ilaha illallah” 3000 kali atau semampunya.

Dengan amalan ini, hati akan terang, pintu ilmu gaib akan terbuka, sehingga Anda akan mudah dalam menguasai bermacam-macam ilmu gaib.

Cara II, cocok bagi yang senang dengan aliran Kejawen

Agar hati selalu memancarkan nur atau cahaya yang mengantarkan manusia pada posisi yang baik dan selalu beruntung, dapat diupayakan dengan segala aktivitas yang bertujuan untuk membersihkan hati. Diantara cara itu adalah laku prihatin, semisal puasa dan melakukan ajaran para leluhur untuk menggugah (membangunkan) hati melalui mantra sebagai berikut

Bismillahir rahmaanir rahiim

Ati–ati siro tangi

Amoco layang puspo kati

Sanyang surya sanyang sasi

Byar padhang badan jasmani

Padang saking kersaning Allah

La ilaha illallah Muhammadur rasulullah.

Mantra ini dibaca pagi hari di depan rumah sembari menanti terbitnya matahari dan sore hari sambil menanti datangnya waktu mahrib. Dan orang-orang tua zaman dulu yang mengamalkan Doa Padhang Ati ini mengawalinya dengan puasa mutih selama 7 hari. Mutih adalah tidak makan makanan yang berasal dari mahluk bernyawa/binatang.


Langgan:
Sep
24

Kejawen ?!?

Tak uwisi gunem iki
Niyatku mung aweh wikan
Kabatinan akeh lire
Lan gawat ka liwat-liwat
Mulo dipun prayitno
Ojo keliru pamilihmu
Lamun mardi kebatinan

terjemahan;
Saya akhiri pembicaraan ini
Saya hanya ingin memberi tahu
Kabatinan banyak macamnya
Dan bisa sangat membahayakan
Maka itu berhati-hatilah
Jangan sampai kamu salah pilih
Kalau ingin belajar kebatinan

Tembang ini menggambarkan nasihat seorang tua – (pinisepuh) kepada mereka yang ingin mempelajari kabatinan atau kejawen. Kiranya perlu dipahami bahwa tujuan hakiki dari kejawen adalah mendapatkan ilmu sejati untuk mencapai hidup sejati, dan berada dalam keadaan harmonis hubungan antara kawula dan Gusti ( jumbuhing kawula Gusti )/pendekatan kepada Yang Maha Kuasa secara total.
Keadaan spiritual ini bisa dicapai oleh setiap orang yang percaya kepada Tuhan, yang mempunyai moral yang baik dan jujur, beberapa laku harus dipraktekkan dengan kesadaran dan ketetapan hati yang mantap.Pencari dan penghayat ilmu sejati diwajibkan untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi semua orang melalui rasa hati dan tindakannya. Cipta, rasa, karsa dan karya harus baik, benar, suci dan ditujukan untuk mamayu hayuning bawono. Ati suci jumbuhing Kawulo Gusti – hati suci itu adalah hubungan yang serasi antara Kawulo dan Gusti, tidak perlu diragukan bahwasanya kejawen merupakan aset dari orang Jawa tradisional yang mengandung nilai-nilai universal. Pandangan kejawen bisa memberikan sumbangan kepada perdamaian dan kemakmuran dunia.

Lakukan Dengan Santai

Beberapa pembaca mendapatkan bahwa keterangan yang singkat padat mengenai kejawen, seperti yang sudah diutarakan diatas, yang terdiri dari : kawruh ilmu umum dan pengalaman-pengalaman beberapa piyayi sepuh sebagai hal yang sangat menarik. Beberapa orang menghargai tujuan dari ajaran spiritual ini, tetapi katanya sulit atau berat untuk dilaksanakan, seorang piyayi sepuh memberikan nasehat yang sederhana : lakukan dengan santai.
Kejawen itu kawruh ilmu yang fleksibel, pertama-tama kamu diminta untuk memahami, jangan paksakan diri, sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kiranya tidak sulit bagimu untuk menjadi orang jujur. Sebagai tuntunan moral dan kehidupan, kamu diwajibkan untuk selalu bersyukur kepada Gusti, Tuhan yang maha kuasa yang telah memberimu kesempatan hidup didunia ini.

Sebagai orang yang bertanggung jawab, kamu mempunyai kewajiban :
1. Bekerja dengan patut untuk memenuhi kebutuhanmu sendiri dan keluarga
2. Peliharalah baik-baik kesehatan ragamu, sehingga kamu juga akan mempunyai pikiran dan jiwa yang sehat. Merawat raga dengan baik itu sangat penting untuk semua aktivitas lahir dan batin.
3. Mempunyai budi luhur.

Dengan melakukan kewajiban-kwajiban diatas, akan lebih mudah bagimu untuk menyumbang kepada masyarakat, orang lain, negara dan dunia.

Hubungan dengan Tuhan

Biasa orang berkata, bahwa bahwa hubungan dengan Tuhan itu persoalan pribadi. Itu benar, karena hanya dirimu sendirilah yang tahu, bagaimana hubungan dengan Tuhan, apakah itu biasa-biasa saja, mendalam atau tulus.Mungkin saja kamu sendiri tidak tahu atau mungkin kamu berusaha untuk memahami Tuhan, atau sama sekali tidak perduli, yang penting kamu percaya kepada adanya Tuhan.
Apakah sudah cukup dengan mengatakan bahwa kamu percaya kepada Tuhan ? orang bijak akan menjawab “ Tidak, itu tidak cukup “. Dalam hatimu, kamu mangagungkan asmaNYA, dan hal yang paling baik kamu memuja Tuhan. Kamu boleh menyebut Tuhan dalam bahasamu sendiri atau seperti yang diajarkan oleh agama atau kepercayaanmu, supaya merasa lebih dekat kepada Tuhan. Orang itu mempunyai yang berbeda-beda, ada orang yang selalu mumuji Tuhan sejak masa-masa kanak-kanak, ada yang ingat Tuhan hanya pada waktu mengalami kesulitan, sakit atau menghadapi masalah pelik. Sebagai pegangan umum, kamu boleh berdoa kepada Tuhan setiap saat, dimanapun, dan dalam keadaan apapun. Tetapi untuk menjadi lebih dekat kepada Tuhan, kamu diwajibkan untuk mempunyai waktu khusus untuk menyembahNYA.
Siapkan dirimu, bersih jiwa raga, ditempat yang bersih dan tenang, bisa dikamar bisa diluar rumah, ataupun ditempat-tempat suci, katakanlah doamu dan kehendak baikmu kepada Gusti kang paring nugroho – Tuhan Yang Maha Pengasih yang memberimu kenyamanan, dengan semua kehendak dan perbuatanmu yang baik, Tuhan akan memberikan kepadamu kehidupan yang nyaman bagimu dan keluargamu. Para penghayat kejawen melakukan doa, biasanya pada malamhari sebelum tidur. Pada siang hari mereka bekerja menunaikan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Persiapkanlah dirimu, berada sendirian dikamar, badan dalam keadaan rilek, dengan hati yang tenteram, kamu boleh duduk bersila dilantai atau duduk santai dikursi, katakanlah doamu yang khusuk, katakanlah permohonanmu dengan jelas dan dengan sepenuh hati. Jangan malu-malu untuk memohon ampun atas segala kesalahanmu kepada Tuhan dan berjanjilah untuk tidak membuat kesalahan lagi.
Apabila kamu tidak letih, kamu bisa melakukan latihan spiritual dengan memusatkan seluruh perhatian kepada Tuhan, dengarkanlah suara nafasmu dengan penuh perhatian, tarik nafas, keluarkan nafas secara perlahan-lahan selama lebih kurang 10 menit. Lalu dengan perasaan yang tenteram pergilah tidur, besuk kamu bangun pagi-pagi dengan badan yang fit dan pikiran yang jernih, siap untuk bekerja.
Lakukanlah ini secara teratur, sampai kamu merasa bahwa itu sama sekali tidak merupakan beban bagimu. Itu kewajiban yang kamu kerjakan dengan senang hati, kamu bisa menambahkan waktu dari latihan pernafasan menjadi 15 atau 20 menit atau lebih, tetapi ingat, jangan memaksakan kemampuan ragamu. Apabila kamu masih mempunyai waktu dan tidak capai pergilah keluar rumah, berdirilah dibawah langit kira-kira selama 5 menit untuk menghirup udara bersih, tetapi bila keadaannya tidak memungkinkan, misalnya karena hujan, cuaca buruk dan lain-lain, bukalah jendela untuk beberapa saat atau berdiri di balkom rumah itu sangat bagus menentramkan pikiran dan hatimu.
Sebisa mungkin itu lakukan dengan teratur pada waktu kamu sehat, oleh karena itu menjaga kesehatan itu penting, komsumsilah makanan yang berkualitas baik dengan lebih sedikit daging, lakukan olah raga atau senam secara teratur, bekerjalah dengan baik, beristirahatlah yang cukup lalu sediakan waktu untuk beberapa menit untuk berdoa dan melakukan latihan spiritual, dengan begitu kamu akan mempunyai keseimbangan hidup, kamu mempunyai hidup normal dan pada waktu yang bersamaan kamu lebih dekat kepada Tuhan.

Orang Baik dan Sehat

Dengan cara melakukan cara hidup seperti diatas, kamu menjdi sehat secara fisik dan mental, dalam keadaan lebih baik. Dalam pekerjaan kamu menjadi lebih produktif, dalam keluarga kamu menjadi lebih baik, kamu hidup dengan bahagia, kamu menjadi lebih bijak, orang yang suka menolong orang yang membutuhkan pertolongan. Biasanya secara normal latihan pernafasan itu baik untuk kesehatanmu, itu membuat jantungmu lebih kuat dan badanmu dalam kondisi yang lebih baik.
Latihan pernafasan atau yang lebih serius disebut meditasi atau dalam Jawa disebut Semedi, baik juga untuk pikiran dan perasaanmu, itu akan membuat kamu lebih sabar dan kamu akan mampu mengontrol dengan lebih mudah segela kehendak. Kamu berada dalam jalan yang benar, kalau kamu merasa seperti itu, artinya kamu adalah orang baik dan sehat, kamu adalah aset berharga untuk keluargamu dan masyarakat, artinya itu sempurna lanjutkanlah lakumu dengan penuh percaya diri.
Kamu hidup dijalan yang baik dan benar, diberkahi oleh Tuhan, kamu sehat mempunyai pikiran yang logis, dan jiwa yang bersih, kamu selalu berdoa dan melakukan meditasi. Kamu menghendaki untuk memperdalam ilmu spiritualmu supaya lebih dekat kepada Tuhan, untuk mengetahui rahasia hidup.
Sekarang, kamu siap untuk menumbuhkan rasamu, itu tidak sulit, lakukanlah terus meditasi denganposisi ( patrap ) yang sama yang enak buat kamu, kamu akan memperbaiki kualitas dari latihan pernafasan, kalau tidak “ tarik nafas “ dan “ keluarkan nafas “ sekarang menjadi :
1. Tarik nafas, pelan, tenang

2. Tahan nafas, untuk beberapa saat

3. Keluarkan nafas, pelan, tenang

Fokuskan pandangan ke pucuk hidungmu, dengarkanlah baik-baik suara nafasmu, ini supaya kamu tidak memikirkan hal lain. Cobalah untuk mengkonsentrasikan pikiran rasa kepada Tuhan Yang Maha Agung. Lakukan itu dengan santai untuk 10, 15 atau 30 menit kalau tidak capai dan ada waktu., kerjakan itu setingkat demi setingkat dan jangan pernah memaksakan diri.
Latihan ini menumbuhkan roso sedikit demi sedikit, bersamaan dengan tumbuhnya roso, cipta juga akan tumbuh, ketika cipta lebih kuat, keinginan baik akan terealisir. Sementara itu sedikit demi sedikit roso akan menjadi roso sejati, roso sejati ini adalah pemberian dzat yang suci, kamu mempunyai itu namun kamu harus menumbuhkannya. Secara spiritual, roso sejati bisa menerima sasmita ( pesan ) dan dawuh atau ( perintah ) yang selalu benar dari hidupmu yang sejati. Jadi latihan itu bisa merupakan latihan untuk cipta dan pada saat lain untuk roso, sekali lagi lakukan dengan sikap santai, jangan memaksa diri, lalu pergilah keluar rumah untuk mengirup udara segar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, inilah cara yang efektif untuk membantu menumbuhkan roso.

Latihan Keheningan utk menwujudkan layar makrifat 3 tahap.
i. Hening Raga
ii. Hening Rasa
iii. Hening Jiwa

Itu semua untuk menunjang kemudahan dalam mempelajari ilmu trawangan dan meraga sukma.Bila latihan sudah dikuasai dengan baik,anda langsung boleh melatih ilmu trawangan.Bagi yang berbakat akan langsung boleh,bagi yang kurang berbakat perlu puasa untuk mengasah ilmu trawangan dengan amalan khusus.Bagi seorang muslim dan penganut ilmu batin puasa sering di lakukan.Disini menjalani puasa bukan sekedar tidak makan dan tidak minum selama waktu yang di tetapkan.Tetapi berpuasa haruslah dari lahir sampai batinnya.Batinnya memupuk rasa sabar,tawakal dan menjahui rasa tamak,iri hati ,sombong,cemburu,jahat,dengki,dan sebagainnya,agar sempurna puasa kita.Tak ada gunannya kita berpuasa sekian hari,tetapi batin kita penuh dengan hawa nafsu,dendam dan kebencian….

ROH IDOFI

(Roh ilofi) ;adalah Roh yang sangat utama bagi manusia.Roh Idofi juga di sebut Johar Awal Suci Karena Roh inilah maka manusia boleh hidup. Bila Roh tersebut keluar dari raga maka, Manusia yang bersangkutan akan mati.Roh ini sering di sebut sebagai :nyawa: Roh Idofi merupakan sumber dari Roh-Roh lainnya.Kalau saja Roh Idofi ini keluar dari raga manusia.Pastilah Roh-Roh lainya pun akan turut serta.Tetapi sebaliknya kalau salah satu Roh dari Roh yang lelapan itu keluar,maka Roh idolfi akan tetap tinggal,dan manusia itu akan tetap masih hidup. Alamnya Roh idolfi berupa cahaya (NUR) terang benderang dan rasanya sejuk tenteram.Tentu saja kita boleh menjumpainya bila sudah mencapai tingkat INSAN KAMIL.

ROH RABBANI

Roh yang di kuasai dan di perintah oleh Roh Idofi.Alamnya Roh ini ada di dalam cahaya (NUR) kuning diam tak bergerak. Bila kita berhasil menjumpainya maka kita tak mempunyai kehendak apa-apa.Hatipun terasa tenteram,tubuh pun tak merasakan apa-apa.

ROH ROHANI

Roh ini pun juga di kuasai dan di perintah oleh Roh Idofi.Kerana adanya Roh Rohani ini, maka manusia memiliki kehendak dua rupa.Kadang-kadang suka sesuatu,tetapi di lain waktu ia tak menyukainnya. Roh ini mempengaruhi perbuatan baik dan perbuatan buruk. Roh Rohani inilah yang menempati pada 4 jenis nafsu,yaitu;

1.Nafsu L uwamah (Aluamah).
2.Nafsu Amarah.
3.Nafsu Sufiah.
4.Nafsu Mullamah atau mutmainah.

Kalau manusia di tinggalkan oleh Roh Rohani ini, maka manusia itu tidak mempunyai nafsu lagi, sebab semua nafsu manusia itu Roh inilah yang mengendalikanya. Maka, kalau manusia sudah boleh mengendalikan Roh Rohani ini dengan baik, ia akan hidup dalam kemuliaan. Roh Rohani ini sifatnya selalu mengikuti penglihatan yang melihat. Dimana, pandangan kita tempatkan, disitu lah Roh Rohani ini berada. Sebelum kita dapat menjumpainya, terlebih dahulu kita akan melihat bermacam-macam cahaya (Nur) bagai kunang-kunang. Setelah cahaya -cahaya ini menghilang, baru muncul lah Roh Rohani itu.

ROH NURANI

Roh ini di bawah pengaruh Roh Idofi. Roh Nurani ini mempunyai pembawa sifat terang. Karana adanya Roh Ini menjadikan manusia yang bersangkutan menjadi terang hatinya.Kalau Roh Nurani meningalkan tubuh maka orang tersebut hatinya menjadi gelap dan gelap fikiranya.Roh Nurani ini hanya menguasai nafsu Mutmainah sahaja. Maka bila manusia mendominasikan Roh ini maka nafsu mutmainah akan menonjul, mengalahkan nafsu-nafsu yang lain.
Hati orang tersebut menjadi tenteram, prilakunya pun baik dan terpuji.Air mukanya bercahaya ,tidak banyak bicara, tidak ragu-ragu dalam menghadapi sesuatu, tidak protes bila di timpa kesusahan suka sedih bahagia dan derita di pandangnya sama.

ROH KUDUS (ROH SUCI)

Roh yang di bawah penguasaan Roh Idafi juga. Roh Ini mempengaruhi orang yang bersangkutan mau memberi pertolongan kepada sesama manusia, mempengaruhi berbuat kebajikan dan mempengaruhi berbuat ibadat sesuai dengan ajaran agama yang di anuti.

ROH RAHMANI

Roh di bawah kekuasaan Roh Idofi pula.Roh ini juga di sebut Roh Pemurah.Karena di ambil dari kata RAHMAN,yang artinya pemurah.Roh ini mempengaruhi manusia bersifat sosial,suka memberi.

ROH JASMANI

Roh juga di bawah kekuasaan Roh Idofi.Roh ini menguasai seluruh badan dan urat syaraf manusia.Karena adanya Roh jasmani ini maka manusia dapat merasakan adanya rasa sakit,lesu,lelah,segar dan lain-lainnya.Bila Roh ini keluar dari tubuh,maka di tusuk jarum pun tubuh tidak tersa sakit.Kalau kita berhasil menjumpainya,maka ujudnya akan sama dengan kita,hanya berwarna merah.
Roh Jasmani ini menguasai nafsu amarah dan nafsu hewani.Nafsu hewani ini mempunyai sifat dan kegemaran seperti binatang,misalnya;malas,suka setubuh,serakah,mau penting diri sendiri dan lain sebagainya.

ROH NABATI

Roh yang mengendalikan perkembangan dan pertumbuhan badan.Roh ini juga di bawah kekuasaan Roh Idofi.

ROH REWANI

Roh yang menjaga raga kita.Bila Roh Rewani keluar dari tubuh maka orang yang bersangkutan akan tidur.Bila masuk ke tubuh orang akan terjaga.Bila orang tidur bermimpi dengan arwah seseorang,maka Roh rewani dari orang bermimpi itulah yang menjumpainnya.Jadi mimpi itu hasil kerja Roh Rewani yang mengendalikan otak manusia.Roh Rewani ini juga di bawah kekuasaan Roh Idofi.Jadi kepergian Roh Rewani dan kehadirannya kembali di atur oleh Roh Idofi.Demikian juga Roh-Roh lainnya dalam tubuh, sangat dekat hubungannya Roh Idofi.


Comments (2) | Trackback

Komentar Kamu

GravatarMatur suwun mugi jenengan pancen satrio kang tok cer


Gravatarmas , kok repot banget aku pahamnnya.

mas , ada informasi yang paling baru tentang Roso SEJATI , uDAH TURUN di Sumatera Utara , kalo minat , aku kasih kabar lanjutan




Name:

Email:

URL:

Comment: ?

Commenting by HaloScan


Langgan: